Filum Porifera

a. Ciri-ciri

Porifera merupakan metazoa, permukaan tubuhnya berpori, dan hidup dalam air, terutama di laut. Bentuk tubuh seperti vas bunga atau tabung. Dilihat dari jumlah lapisan jaringan embrionalnya Porifera tergolong diploblastik. Pada dinding tubuhnya, lapisan luar terdiri dari sel-sel epidermis atau pinakosit dan lapisan dalam (endodermis) tersusun oleh sel-sel leher atau koanosit. Di antara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah semacam gelatin, yang di dalamnya terdapat sel-sel menyerupai amoeba (amoebosit) dan bahan pembentuk rangka tubuh. Lapisan tengah ini sering disebut mesenkim. Bahan pembentuk rangka tubuh Porifera ada 2 macam, yaitu spikula dan spongin. Bahan penyusun spikula dapat berupa zat kapur, atau zat kersik/silica. Bahan penyusun spongin adalah protein. Macam pembentuk rangka tubuh merupakan salah satu dasar klasifikasi Porifera. Pori-pori yang terdapat di permukaan tubuh disebut ostium, merupakan celah tempat masuknya air yang membawa zat makanan. Pori tersebut berlanjut ke rongga tubuh yang disebut spongosoel atau atrium. Bila air yang masuk ke spongosoel membawa zat makanan, zat-zat ini akan dialirkan dan selanjutnya dicerna oleh sel-sel koanosit, sisanya dibuang kembali ke spongosoel yang akhirnya akan dibuang ke luar tubuh melalui lubang oskulum. Perhatikan Gambar 8.1.

b. Reproduksi Porifera

Porifera bersifat hermaprodit, koanosit menghasilkan spermatozoid dan amoebosit menghasilkan ovum. Jika spermatozoid membuahi ovum akan membentuk zigot yang dapat berkembang menjadi embrio. Embrio akan keluar dari induk melalui oskulum, kemudian melekat di suatu tempat menjadi individu baru. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas eksternal atau tunas internal (gemmula). Jika kondisi lingkungan buruk, hewan induk mati dan gemmula akan bertahan serta kelak akan tumbuh menjadi individu baru.

Ostium dihubungkan ke spongosoel oleh suatu saluran. Ada tiga tipe saluran air, yaitu:

1) Tipe asconoid: ostium dihubungkan ke spongosoel oleh saluran lurus.

2) Tipe syconoid: ostium dihubungkan ke spongosoel oleh saluran yang bercabang-cabang.

3) Tipe leuconoid/rhagon: ostium dihubungkan oleh saluran bercabang-cabang ke suatu rongga yang tidak berhubungan langsung dengan spongosoel.

c. Klasifikasi Porifera

Menurut bahan penyusun spikulanya, Porifera dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu:

1) Calcarea, spikula tersusun dari zat kapur/kalsium, tipe saluran airnya asconoid. Contohnya Grantia sp, Leucosolenia sp.

2) Hexactinellida, spikula tersusun dari silikat/kersik, tipe saluran airnya sycon. Contohnya Pheronema sp, Euplectella sp, Hyalonema sp.

3) Demospongia, rangka terdiri dari spikula kersik dan/ atau spongin. Tersusun dari zat kersik atau serabut songin, tipe saluran airnya sycon atau leucon. Contohnya Euspongia sp, Spongilla sp, Euplexaura antipathies (akar bahar).

d. Peranan Porifera

Secara ekonomi Porifera belum banyak diketahui manfaatnya. Sisa spons dari Spongilla sp, maupun Euspongia sp sering dimanfaatkan sebagai spons penggosok mandi, atau spons penggosok untuk membersihkan kaca.

Pos blog ini merupakan hasil alih media dari buku bebas sebar Buku Sekolah Elektronik Biologi untuk Kelas X SMA dan MA oleh Subardi, Nuryani, dan Shidiq Pramono yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.

0Shares

Muhammad Fadillah Arsa

Kreator Konten Daring dan Programmer. Bloger Bandung. Founder Forum Bloger ID. Saat ini sedang mengenyam pendidikan di Program Studi S1 Teknik Informatika Universitas Padjadjaran. Hubungi saya melalui email [email protected] . Selengkapnya di www.fadillaharsa.id

Mungkin Anda juga menyukai